Mengatasi Radikal Bebas
Kandungan antioksidan yang tinggi pada tanaman ini sangat baik dalam melawan radikal bebas, zat yang menyebabkan kerusakan pada sel tubuh. Jika radikal bebas terlalu banyak, risiko untuk menyebabkan penyakit berbahaya cukup rentan, salah satunya kanker.
Mengacu pada jurnal dari Food Chemistry, daun waru memiliki sifat anti-inflamasi yang sangat baik mengurangi peradangan. Tubuh yang kerap meradang dapat mengembangkan berbagai macam penyakit, seperti kanker, asma, penyakit alzheimer, hingga rheumatoid arthritis.
Makanya, konsumsi tanaman ini yang sudah diolah menjadi teh secara rutin ampuh dalam menurunkan peradangan, sehingga meminimalisir risiko untuk mengalami penyakit akibat kondisi ini.
Mengenal Kayu Waru dan Karakteristiknya
Kayu waru adalah kayu yang berasal dari pohon dengan nama ilmiah Hibiscus tiliaceus. Pohon ini banyak ditemui tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia, Australia, dan wilayah Pasifik lainnya.
Kayu waru memiliki ciri khas berupa warna kuning kecokelatan dengan serat kayu yang cukup halus. Kelebihan lain dari kayu waru adalah ketahanannya terhadap air, sehingga sering digunakan dalam pembuatan perahu tradisional dan bahan bangunan di daerah pesisir.
berikut adalah poin-poin karakteristik dari kayu waru beserta penjelasan rinci tentang masing-masing:
Menyehatkan Rambut
Menurut jurnal Efektivitas Daun Waru Sebagai Bahan Dasar Shampoo Daun Waru untuk Mengurangi Rambut Rontok, daun waru mengandung senyawa saponin yang dikenal sebagai pembusa alam dan bahan pencuci.
Selain itu, daun ini juga mengandung flavonoid sebagai anti bakteri yang bisa menekan pertumbuhan bakteri dan virus, sehingga bisa mempercepat pertumbuhan rambut dan mencegah kerontokan.
Daun waru juga bisa menjadi obat bagi batuk berdahak. Cara mengkonsumsi daun waru untuk batuk berdahak yaitu: Cuci 10 lembar daun waru yang masih muda sampai bersih, kemudian tambahkan gula batu.
Tambahan tiga gelas air, kemudian rebus hingga airnya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin, saring, Minum air saringannya 3 kali sekali, masing masing 1/3 bagian.
✔ Tentang KBBI daring ini
Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ini merupakan KBBI Daring (Dalam Jaringan / Online tidak resmi) yang dibuat untuk memudahkan pencarian, penggunaan dan pembacaan arti kata (lema/sub lema). Berbeda dengan beberapa situs web (laman/website) sejenis, kami berusaha memberikan berbagai fitur lebih, seperti kecepatan akses, tampilan dengan berbagai warna pembeda untuk jenis kata, tampilan yang pas untuk segala perambah web baik komputer desktop, laptop maupun telepon pintar dan sebagainya. Fitur-fitur selengkapnya bisa dibaca dibagian Fitur KBBI Daring.
Database utama KBBI Daring ini masih mengacu pada KBBI Daring Edisi III, sehingga isi (kata dan arti) tersebut merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (dahulu Pusat Bahasa). Diluar data utama, kami berusaha menambah kata-kata baru yang akan diberi keterangan tambahan dibagian akhir arti atau definisi dengan "Definisi Eksternal". Semoga semakin menambah khazanah referensi pendidikan di Indonesia dan bisa memberikan manfaat yang luas. Aplikasi ini lebih bersifat sebagai arsip saja, agar pranala/tautan (link) yang mengarah ke situs ini tetap tersedia. Untuk mencari kata dari KBBI edisi V (terbaru), silakan merujuk ke website resmi di kbbi.kemdikbud.go.id
Tidak semua hasil pencarian, terutama jika kata yang dicari terdiri dari 2 atau 3 huruf, akan ditampilkan semua. Jika hasil pencarian dari daftar kata "Memuat" sangat banyak, maka hasil yang dapat langsung di klik akan dibatasi jumlahnya. Selain itu, untuk pencarian banyak kata sekaligus, sistem hanya akan mencari kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih. Misalnya yang dicari adalah "air, minyak, larut", maka hasil pencarian yang akan ditampilkan adalah minyak dan larut saja.
Untuk pencarian banyak kata sekaligus, bisa dilakukan dengan memisahkan masing-masing kata dengan tanda koma, misalnya: ajar,program,komputer (untuk mencari kata ajar, program dan komputer). Jika ditemukan, hasil utama akan ditampilkan dalam kolom "kata dasar" dan hasil yang berupa kata turunan akan ditampilkan dalam kolom "Memuat". Pencarian banyak kata ini hanya akan mencari kata dengan minimal panjang 4 huruf, jika kata yang panjangnya 2 atau 3 huruf maka kata tersebut akan diabaikan.
Edisi online/daring ini merupakan alternatif versi KBBI Offline yang sudah dibuat sebelumnya (dengan kosakata yang lebih banyak). Bagi yang ingin mendapatkan KBBI Offline (tidak memerlukan koneksi internet), silakan mengunjungi halaman web ini KBBI Offline. Jika ada masukan, saran dan perbaikan terhadap kbbi daring ini, silakan mengirimkan ke alamat email: ebta.setiawan || gmail || com
Kami sebagai pengelola website berusaha untuk terus menyaring iklan yang tampil agar tetap menampilkan iklan yang pantas. Tetapi jika anda melihat iklan yang tidak sesuai atau tidak pantas di website kbbi.web.id, ini silakan klik Laporkan Iklan
“Ada banyak sekali manfaat daun waru yang bisa meningkatkan kesehatan tubuh. Benefit yang bisa didapatkan oleh tubuh berbeda-beda, tergantung cara mengolahnya secara tepat.”
Halodoc, Jakarta – Pohon waru atau dengan istilah Hibiscus Tiliaceus adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Daun dari tanaman ini kerap menjadi obat-obatan tradisional. Untuk mendapatkan manfaat yang diinginkan, cara pengolahannya bisa berbeda-beda.
Membantu Mengurangi Kadar Kolesterol
Mengutip jurnal Phytomedicine, ekstrak daun waru mampu membantu dalam penurunan kadar kolesterol. Terlalu banyak kadar kolesterol dalam tubuh dapat meningkatkan berbagai macam risiko gangguan kesehatan, termasuk penyakit jantung.
Jadi, sekarang kamu tahu berbagai manfaat dari daun waru menjadi teh atau obat-obatan. Jangan ragu untuk mengonsumsi pengobatan tradisional ini secara rutin, termasuk mengonsumsinya dalam bentuk teh untuk menemani saat santai. Selain aromanya yang menenangkan, manfaatnya yang menyehatkan tubuh.
Apabila masih memiliki pertanyaan lainnya terkait manfaat daun waru, gunakan fitur tanya dokter dari Halodoc untuk mendapatkan jawaban dari ahlinya. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, dapatkan kemudahan dalam akses kesehatan melalui smartphone. Jadi, unduh aplikasi Halodoc sekarang juga!
Galleryparquet.com – Kayu Waru, dengan namanya yang mungkin kurang terdengar familiar bagi sebagian orang, sebenarnya adalah salah satu jenis kayu yang memiliki kegunaan yang cukup beragam.
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah kayu waru dapat dikategorikan sebagai kayu keras? Sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita kenali terlebih dahulu apa itu kayu waru.
Petunjuk perawatan khusus bonsai Waru
Waru umumnya ditempatkan di ruang terbuka yang terkena sinar matahari penuh sepanjang tahun, terutama bagi bonsai Waru dewasa yang daunnya akan dikecilkan. Namun Waru juga bisa ditempatkan di setengah keteduhan seperti teras atau di dalam rumah di dekat jendela yang terkena sinr matahari, tetapi daunnya akan cenderung besar, sehingga tempat terbuka lebih diutamakan.
Waru adalah tanaman yang menyukai banyak air. Jadi jangan lupa untuk selalu melakukan penyiraman bila media tanam telah nampak kering. Waru tahan terhadap air yang sedikit payau. Terus baca tentang menyiram Bonsai.
Pakai pupuk organik padat sekali tiap bulan atau pupuk cair sekali tiap minggi. Bisa juga dipakai pupuk organik yang dilepaskan secara bertahap seperti Dekastar yang bisa dipergunakan sekali tiap tiga bulan.
Pemangkasan dan pengawatan
Waru adalah tanaman yang cepat sekali tumbuh, terutama sewaktu tanaman masih muda di awal pembentukan. Sedikit pengawatan harus dilakukan sebelum cabang terlalu besar dan kaku. Namun harus segera dilakukan pembukaan kawat bila nampak kawat mulai melukai kulit. Pemotongan dilakukan setelah cabang mencapai besaran yang dikehendaki untuk merangsang tumbuhnya ranting ranting. Pemangkasan daun harus sering dilaksanakan agar timbul ranting ranting dan sekaligus pengecilan daun. Daun yang besar akan menghalangi masuknya sinar matahari pada ranting ranting yang mulai tumbuh, sehingga perlu dilakukan pemotongan daun tersebut sehingga tumbuh ranting ranting kecil yang banyak dengan daun daun yang relatif kecil. Terus baca tentang memangkas Bonsai.
Pergantian media tanam
Bahan bonsai muda membutuhkan pergantian media tanam satu kali dalam setahun, kemudian menjadi sekali tiap dua tahun. Sementara untuk Bonsai Waru yang sudah dewasa atau matang, penggantian media tanam bisa dilakukan sekali tiap tiga sampai lima tahun. Terus baca tentang penggantian media tanam/pot Bonsai.
Waru paling mudah diperbanyak dengan cara stek dan cangkok, walaupun perbanyakan dengan biji juga bisa dilakukan.
Penyakit yang bisa menyerang adalah bubuk putih seperti yang menyerang Bonsai Wahong. Tetapi Waru memiliki ketahanan yang lebih kuat sehingga dengan penyemprotan insektisida biasa dan pembersihan dengan semprotan air bisa menghilangkan hama ini. Selain itu daun Waru sering dimakan oleh belalang. Untuk keterangan lebih lanjut pada teknik teknik itu, periksa Halaman perawatan Bonsai kami.
Hibiscus tiliaceus (Bonsai Waru)
Warna dan Serat Kayu yang Unik
Kayu waru memiliki warna kuning kecokelatan yang khas dan serat kayu yang halus. Karakteristik ini memberikan kesan alami dan estetis yang menarik pada produk-produk yang terbuat dari kayu waru.
Membantu Mengurangi Kadar Kolesterol
Mengutip jurnal Phytomedicine, ekstrak daun waru mampu membantu dalam penurunan kadar kolesterol. Terlalu banyak kadar kolesterol dalam tubuh dapat meningkatkan berbagai macam risiko gangguan kesehatan, termasuk penyakit jantung.
Jadi, sekarang kamu tahu berbagai manfaat dari daun waru menjadi teh atau obat-obatan. Jangan ragu untuk mengonsumsi pengobatan tradisional ini secara rutin, termasuk mengonsumsinya dalam bentuk teh untuk menemani saat santai. Selain aromanya yang menenangkan, manfaatnya yang menyehatkan tubuh.
Apabila masih memiliki pertanyaan lainnya terkait manfaat daun waru, gunakan fitur tanya dokter dari Halodoc untuk mendapatkan jawaban dari ahlinya. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, dapatkan kemudahan dalam akses kesehatan melalui smartphone. Jadi, unduh aplikasi Halodoc sekarang juga!
Daun waru termasuk dalam suku kapas-kapasan dan juga dikenal sebagai waru laut atau dadap laut. Tumbuhan ini sudah lama dikenal sebagai pohon peneduh, baik di tepi jalan maupun tepi sungai dan pematang, serta di tepi pantai.
Selain menjadi tempat berteduh, daun yang masih semarga dengan kembang sepatu ini juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Apa saja?
Untuk lebih mengenal daun waru, ketahui ciri-ciri dari daun ini. Mengutip laman Fakultas Farmasi UGM, berikut ciri-ciri dari daun waru:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daun dan akar Mengutip Repository Poltekkes PIM, daun dan akar waru mengandung senyawa saponin dan flavonoid. Daun waru juga paling sedikit mengandung lima senyawa fenol, sedangkan akarnya mengandung tanin.
Kandungan saponin juga terdapat baik dalam daun maupun akarnya. Daun waru juga mengandung alkaloida, asam amino, karbohidrat, asam organik, asam lemak, saponin, sesquiterpen dan seskuiterpen quinon, steroid serta triterpen.
Manfaat daun waru untuk kesehatan banyak. Berikut di antaranya:
Menyembuhkan Luka Luar
Daun waru juga bisa membantu menyembuhkan luka. Tumbuhan ini mengandung sifat antiseptik yang dapat membunuh kuman, sehingga dapat menjadi obat luka gores atau luka bakar yang tak terlalu parah.
Radang Amandel juga bisa diatasi dengan daun waru. Caranya, cuci segenggam daun waru yang masih segar, kemudian rebus dalam dua gelas air hingga tersisa 11/2 gelas. Setelah dingin saring. Minum air saringannya untuk berkumur dan diminum.
Itulah penjelasan mengenai daun waru mulai dari ciri-ciri, kandungan dan manfaatnya. Semoga artikel ini membantumu ya.
Penjelasan umum tentang Bonsai Waru
Daun bertangkai dan berbentuk hati dengan diameter 15 – 20 cm. Bunga berwarna kuning dengan diameter sekitar 10 cm yang terdiri dari lima pias dan intinya berwarna ungu. Buahnya lonjong dengan ujung lancip yang terdiri dari lima kotak yang berisi banyak biji kecil. Waru banyak dipakai sebagai pohon peneduh jalan ataupun pematang sawah. Kulit waru berwarna coklat muda dan berangsur makin menua dengan bertambahnya usia dengan tekstur berbintil yang kasar setelah tua. Karena daunnya yang besar, semula waru tidak dimanfaatkan sebagai bonsai, baru kemudian di sekitar tahun 2000 setelah melihat bonsai Waru dari Taiwan dengan daun yang sangat kecil, barulah Waru dipakai sebagai bahan bonsai. Ada beberapa jenis Waru, yaitu Waru lokal biasa, yang berdaun kemerahan dan Waru bibit dari Taiwan yang berdaun sedikit lebih tebal. Waru bibit India kemungkinan adalah bibit dari Taiwan yang dibawa ke India dan kemudian dibawa ke Indonesia. Yang terang daun waru taiwan atau India sedikit lebih tebal dari waru lokal.